Rabu, 11 Mei 2011

Ku bakukan sepenggal cerita untukmu

Antara Bandung dan Jakarta
Dalam diam kuhadir sapa
Stasiun bus antar kota kau tiba
Sore  itu ku jemput kau pukul lima
Dan laju roda vespa seperti malas tak beringas
Langit mulai gelap sebentar lagi malam,
Sebentar lagi hujan. Ah..... tapi tak apalah
Dua kelok lagi jarak bertambah.....
Ahay..... Semakin dekat semakin erat
lenganmu dipinggangku kau lingkar

Dan kini tak terasa seminggu hadirmu bergumam
Tak terasa, seminggu kau bingkai indah lesung senyuman
Tak terasa, seminggu sudah engkau dipelukan
Ternyata juga gampang-gampang susah aku menerka
Kau bertingkah seperti orang  kehilangan makna
Tak sungkan kau bercerita tentang dunia malam
Aku kau buat kehilangan pikir dan bertanya
Ga tau jawaban apa terus-menerus menganga
Seperti burung-burung beo yang belajar berucap
Atau seperti musyafir kehabisan bekal di tengah jalan

Ya sudahlah, dengan sedikit menggurui dirimu berkata
Jalan gelap yang ku pilih penuh lubang nan terjal
Tak pikir dosa hidupku di dunia malam yang kelam
Di ubun – ubun bukit akupun berdiri dan menggema
Lalu apa bedanya aku dengan sang pengambil kebijakan
Lalu apa bedanya aku dengan mereka yang sering berkhotbah
Menyuarakan tentang kebaikan,  tentang akhirat
Ya.... aku tahu; aku hitam, aku gelap, aku bejat, dan aku dilaknat,
Meski begitu, seperak jua masih bisa kuberi si pengemis renta di jalanan
Maka urus saja moralmu, nanti ku urus moralku dihadapan-Nya..!!!
Sebab disana, di jembatan siratal mustaqim, kita tak menyapa.


Dan ini bukan perkara ekonomi yang memaksa
Atau juga perkara kemelut hati tentang rasa
Serta bukan pula tentang naluri yang terpaksa
Entah pergaulan yang terbiasa, tapi entahlah juga.....
mungkin kau yang lebih mengetahui jawabannya
Atau, mungkin Dialah yang lebih tahu tentang asa.

Walau terbelalak mataku mendengar kritik sinismu
Tapi ku anggap itu sebagai nasehat
Aku berterimakasih padamu dan mereka
Telah kau jadikan aku ‘Ratu’ sehari dalam angan
Dan kini kan ku jadikan kau ‘Teman Tapi Mesra’
Sesaat hadirmu menebar sejuta makna kedamaian
Kau bakukan sepenggal cerita untukku dan mereka

Kau tahu apa yang tersembunyi di balik kelopak mata
Kau tahu apa yang tersembunyi lesung indah senyuman
Kau tahu dan kaupun rasa terpendam harap selimuti asa
Membawa bayang - bayang semu ke alam nyata

Tapi kau ada yang memiliki akupun demikian, entah siapa orangnya..!!

Jakarta  10 Mei sore itu pukul Lima
---------------------------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar