Minggu, 08 Mei 2011

Kabar Duka

Terjerembak dalam dua pilihan
pada posisi lain aku harus berjibaku dengan pendidikan
dan di lain sisi aku mendapat kabar duka
nenek kakek tercinta telah berpulang kerahmatullah..

Sontak kagetku setelah dapat telpon dari keluarga
entah mengapa badanku langsung gemeteran
bingung ku memilih dan memilah jalan itu
hanya diam yang aku bisa
hanya pandangan kosong yang aku bisa
dan hanya tangis bisu dalam hati yang aku bisa

Ah..... entah mengapa aku menuliskan ini
Aku tahu mereka mungkin tak akan pernah membacanya
kalaupun membacanya, aku tak yakin meeka akan bisa memahaminya
Entahlah, aku ingin saja. Ada desakan dari dalam keinginan itu saja
Bukankah sesuatu kita lakukan tak perlu selalu ada penjelasannya. Iya kan?

Ne & kakeq, saat ini aku terpuruk. Aku merasa bersalah dan berdosa
Merasa bukanlah apa-apa, atau siapa - siapa, aku remuk Ne
Dan entahlah, mengapa di saat seperti itu aku akan selalu ingat kalian
Aku rindu kalian. Selalu saja, selalu begitu.aku tak kuasa untuk tidak menangis
sampai saat ini aku belum bisa memberi sesuatu untuk kalian
aku belum bisa menjadi sesuatu (meski kau tak pernah minta sesuatu dariku).

kakek & nenek, aku tak ingin menangis. Tapi entah mengapa aku menangis menuliskan ini
Apakah karena aku belum bisa memberi yang terbaik buat kalian.?
kakek & nenek, aku cinta kalian, aku cinta kalian karena Allah.

kadang aku rindu masa kecilku, aku rindu saat nenek & kakek mengajak kita ke kebun
Nenek & kakek, kini cucu mu sudah dewasa tau tentang salah dan benar
seperti yang telah diceritakan nenek & kakek yang hidup di alam penjajahan waktu itu
terkadang kakek sebagai penengah waktu kita bertengkar
walaupun kami tidak saling mengalah dan nenekpun memahami itu..

Nek, kemarin saat terakhir kali aku pulang, nek mengeluhkan kaki yang linu-linu.
Sekujur kaki (entah yang kanan atau kiri, aku lupa)
Mereka bilang bahwa kami sudah keliling ke berbagai dokter tapi belum juga ada hasilnya.
Saat itu aku terdiam, aku tak punya jawaban untuk itu, aku hanya menduga-duga
apa penyebabnya itu. Ah........ andaikan aku dokter
mungkin aku bisa menjadi lebih bermanfaat bagi kalian kala itu
tapi aku hanyalah seorang engineering informatics, yang pekerjaannya mengotak-atik komputer
memperbaiki sistim eror dalam hardware. Tak begitu tahu masalah linu-linu.

Aku takut Nek, aku takut saat itu tak dapat kutemui. Aku takut aku belum sempat membahagiakan kalian.
Aku takut tak sempat menikmati buah dari perjuangan kalian itu. Aku tahu, ketakutanku tak beralasan sekali
Karena mungkin aku bisa saja mendahului kalian, tapi ah tetap saja ketakutan itu
ketakutan melihat kerut diwajah nenek & kakek yang kian rata..

Kakek & nenekpun sudah tahu, sebagian cucumu sudah menikah dan mempunyai anak,
Nek aku kini sudah punya pacar seperti apa yang di suruh nenek
pengen aku mengenalinya walaupun tidak sempat.. ah yasudahla..!!
Nek di Negri ini keseharian kita berjibaku dengan aktifitas dan segera melepaskan penat
berdiskusi tentang Kampung halaman, tentang masa perjuangan di ankatan kalian
aku berjanji dengan negri ini dan kampung halamanku, cucumu ini tidak akan mengecewakan keluarga..

Akhirnya hanya itu yang mungkin bisa kuberikan. Semuanya menguap. Aku tergugu. Aku tak bisa berkata-kata lagi
Terlalu banyak kasih sayangmu yang coba aku ceritakan. Terlalu beragam senyummu yang coba aku terjemahkan
Semuanya terlalu sesak. Tak akan muat dalam lembaran kertas.

Maafkan cucumu ini yang tak sempat mengantarkan kalian di tempat peristirahatan terakhir
dan maafkan atas salah lisanku, bahkan sampai segede ini masih sering merepotkanmu.

teriangat kata pepatah, DO'A anak yang saleh,
"selalu berdoa bagi kerabat yang sudah meninggal dan Ilmu yang bermanfaat bagi Bangsa"

Inalillahi wainalilahi raziun.. aku akan mendoakan kalian selalu, semoga kalian tenang disisi-Nya..amin ..!!

Agustus 2010 Duka Ku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar